hai blogger aku mau ngeshare nih pengetahuan tentang apa itu bruxism dan menggertakkan gigi kadang kita tidak menyadari karena hal ini terjadi pada waktu kita tidur,
yuk silahkan dibaca semoga menambah pengetahuan :)
1.
Bruxism
Bruxism, atau yang sering dikenal dengan istilah
kerot/ tooth grinding, adalah mengatupkan rahang atas dan rahang bawah yang
disertai dengan geinding (mengunyahkan) gigi-gigi atas dengan gigi-gigi bawah.
Bruxism adalah kebiasaan bawah sadar (sering tidak disadari) walaupun ada juga
yang melakukannya ketika tidak tidur. Jika bruxism dilakukan dengan tekanan
kerot yang keras, maka akan terjadi kerusakan gigi yang parah dan berlangsung
dalam waktu cepat.
Bruxism adalah anomali yang pada waktu elemen-elemen
mengigit rapat, melelui kontak oklusal tertentu meluncur ke oklusal habitual.
Ini antara lain adalah kejadian pada gigitan silang yang pada waktu menggigit
rapat rahang bawah meluncur ke sisi gigitan silang. Dituntut pemeriksaan klinis
yang te;iti untuk mendiagnosis “bruxism” ini.
Penyebab bruxism:
Pada beberapa individu agaknya bruxism bersifat
herediter. Olkinuora mengklasifikasikan para pelaku bruxism menjadi 2 kelompok,
yaitu:
1.
Kelompok yang kegiatan bruxismnya
dikaitkan dengan kondisi stress yang dialami, dan
2.
Kelompok yang kegiatan bruxismnya tidak
berhubungan dengan kondisi stress.
Dia
menyimpulkan bahwa bruxism yang bersifat herediter lebih sering terjadi pada
kelompok yang tidak berkaitan dengan stress. Tapi dari berbagai pemeriksaan psikometrik
tidak ada kenyataan yang membuktikan bahwa pasien yang melakukan bruxism
mengalami gangguan keperibadian atau
sakit mental atau sebagainya.
Akibat bruxism:
1. Sakit
pada otot pengunyahan, sakit kepala dan sakit pada telinga.
2. Gangguan
bentuk gigi, karena bruxism dapat menyebabkan mahkota gigi menjadi pendek dan
hilang nilai estetikanya, gigi menjadi sensitive, email menipis sehingga dentin
menjadi terbuka.
3. Gigi
menjadi lebih sensitive terhadap dingin, tekanan dan stimulus lainnya.
4. Fraaktur
gigi dan tambalan.
5. Gangguan
pada sendi TMJ.
Penanggulangan bruxism:
Ada 3 macam pendekatan
untuk menanggulangi pasien dengan bruxism, yaitu:
1.
Pendekatan perilaku biasanya diawali
oleh dokter giginya melalui penjelasan dan menyadarkan pasien akibat kebiasaan
yang dilakukannya. Dapat pula dianjurkan pada pasien untuk mendapatkan terapi
perilaku yang spesifik seperti hypnosis, biofeedback dan semacamnya.
2.
Pendekatan secara emosional dapat
diawali dengan cara bimbingan psikologi. Hal ini bertujuan agar pasien dapat
mengelola stressnya.
3. Pendekatan
interseptif meliputi menawarkan peralatan night guard/bite guard (splint
stabilisasi maksila) untuk melindungi permukaan gigi dan untuk mengurangi atau
untuk menyebarkan tekanan yang terbentuk di system musculoskeletal akibat
bruxism.