Kenapa saya menyebut marga Munthe Unik?
- Munthe terdiri dari 2 (dua) penamaan yang sampai sekarang masih tetap teka teki yaitu “MUNTE dan MUNTHE”.
- Munte atau Munthe menghuni Puak yang cukup luas di Sumatera Utara seperti Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Angkola, Labuhan Batu, Alas Gayo. Bahkan Populasi Munthe di Eropa cukup Banyak.
- Rasa kekerabatan/ persaudaraan Munte/ Munthe bila bertemu sangat tinggi.
- Belum jelas dimana sebenarnya tempat Munte Tua atau anak Munte Tua pertama sekali setelah hijrah dari Tamba.
- Tidak adanya Tarombo yang jelas tentang Pinompar Munte Tua.
- Kenapa ada Munte dan Munthe?
Beliau mengatakan bahwa sebenarnya Raja Naiambaton memiliki salah satu anak yang diberi nama “MUNTE TUA”, bukan “MUNTHE TUA”. Munthe baru dikenal ketika Belanda masuk ditanah batak dan menuliskan marga Munte menjadi Munthe.
Saat Belanda masuk ke Tanah Munte, maka Belanda mewajibkan Raja memungut Pajak kepada Rakyat dan selanjutnya Raja menyerahkannya ke Pemerintahan Hindia Belanda.
Tetapi Raja (tentunya Munte) tidak mau memberi pajak tersebut ke Pemerintah Hindia Belanda dengan alasan bahwa Raja tidak lagi memberi Pajak kepada siapapun. Biarlah saya tidak dianggap Raja oleh Pemerintah Hindia Belanda Kalau saya harus membayar Pajak dan Upeti. Begitu konon bahasa Oppung kita.
Singkat ceritra,Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Raja Tongging yang bukan marga Munte tapi marga Manihuruk menjadi Raja yang diakui Pemerintah Hindia Belanda.
Hal yang sama terjadi di Ajinembah, Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Ginting Suka menjadi Sibayak, Walaupun secara defacto Munte tetap Raja di Tongging dan Sibayak di Ajinembah, tetapi secara dejure tdk lagi, sehingga di buku besar kerajaan Belanda yang menjadi Raja dan Sibayak adalah mereka yang diakui dan diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Bukan Munte namanya kalau tunduk begitu saja (barangkali) maka oleh Munte Kuta Bangun mendeklarasikan Sibayak Kuta Bangun (Orang Tua Bapak Letkol Selamat Ginting alias Halilintar/ Kilap Sumagan)
- Penyebaran marga Munte
- Tamba, komunitas Munte sangat sedikit dibanding marga lain, mengingat Tamba adalah Asal Leluhur Munte. Yang saya dengar di tempat ini Munte pertama sekali Hijrah ke Tongging, Keturunan dari Tongging kemudian tersebar ke berbagai tempat.(Kisah Perseteruan Simbolon dengan Tamba)
- Tongging, selain di Tongging Secara umum Keturunannya berada di Sipitu Huta (Pangambatan, Nageri Tongging, Situnggaling, Partibi, Garingging, Nagara, Bandar Tongging).
Bila pendekatan teori Sosiologi, bahwa Populasi terbesar sebagai yang tertua, maka Munte Ajinembah. lebih Tua dari Munte Tongging. Karena Populasi Munte Ajinembah mulai dari desa Dokan di Kecamatan Merek sampai ke desa Kuta Bangun di Kecamatan Singalorlau (sdh dekat keperbatasan Sumut Aceh) menghuni 3 atau 4 Kecamatan. Sedangkan Munte Tongging Hanya menghuni 1 Kecamatan yakni Kecamatan Merek.
Juga dengan pendekatan Arkeolog, maka Munte Aji Nembah lah yang tertua karena di Ajinembah masih dijumpai situs kebesaran Munte yakni Palas sipitu Ruang.
Fakta yang ada; saat ini tercatat dalam Tarombo Munte Tongging adalah 15 (lima belas) generasi dan Generasi ke 3 salah satu disebut hijrah ke Ajinembah (Konon Ajinembah berasal dari bahasa Tongging yakni; “Sianjae Manobba” artinya kira kira Sianjae membuka hutan buat perladangan/ permukiman).
Bilamana Saudara kita di Ajinembah memiliki Tarombo yang tegas dan jelas, tentu Fakta ini dapat digabung sehingga kekerabatan Munte Ajinembah dan Munte Tongging Dapat Lebih Terang benderang.
- Dolok Sanggul, selain di Dolok Sanggul sebaran Munte di Jumpai di desa Pollung, Huta Paung, Pakkat, Parlilitan dan sebagian di Desa Sipitu Huta.
Menarik adalah Kisah Kuda Sipiso Somalim di Daerah ini, yang konon Kuda milik Pangeran setempat. Selain Pangeran sendiri, yang mampu mengendalikan Sipiso Somalim adalah seorang yang marga nya Munte.
Selain itu yang tak kalah Menarik bagi saya; desa Sipitu Huta di dekat Pollung walaupun mayoritas memiliki marga Marbun (Lumban Gaol) persis sama dengan Himpunan desa penyebaran Munte Tongging yakni Sipitu Huta (Pangambatan, Nageri Tongging, Situnggaling, Partibi, Garingging, Nagara, Bandar Tongging).
Analisis saya, Munte ke Dolok Sanggul bukan Raja, barangkali Sisodduk Hela ( Seorang Pria yang tinggal bersama mertuanya).
Ini tentu masih Analisis, Bila Saudara kita di Dolok Sanggul dapat menemukan Tarombo yang melebihi 15 generasi. Kita bisa kombain dengan Munte Tongging.
- 4. Pak Pak; daerah Salak, mereka menyebut bahwa asal mereka dari Munte Dolok Sanggul; Tanggiring , Tumanggor ,Huta Gambir, Ujung Teran, Tiga Lingga, mereka menyebut asal mereka dari Tongging. Kecuali Tanggiring dan Tumanggor yang tdk lagi mengetahui nama leluhurnya, maka Huta Gambir, Ujung Teran dan Tiga Lingga masih tahu nama Leluhurnya, sehingga masih Nampak garis keturunan nya dari Tarombo Munte Tongging.
- 5. Tapanuli Selatan; Muara Tais, Sigalangan di Kecamatan Batang Angkola, dan Saipar Dolok Hole di Kecamatan SDH.
Munte di SDH, sebagian melekat dengan Munte dan sebagian lagi memakai Delimunte, meskipun masih dalam satu garis keturunan yang tegas.
Munte di SDH menyebut bahwa mereka berasal dari Samosir tetapi yang sudah hijrah ke Labuhan Batu.
Sangat disayangkan bahwa Tarombo Munte di Sigalangan sebanyak 7 generasi tdk saya simpan dgn baik, sedangkan Tarombo Munte di SDH memang sama sekali tdk saya peroleh.
- Simalungun; Munte di Simalungun sangat sedikit, saya temukan di Seribu Dolok yang berasal dari Mariah Dolok, Informasi Yang saya tau Mariah Dolok adalah wilayahnya marga Purba. Tapi sesungguhnya populasi terbesar Anaknya Munte di Simalungun adalah Saragih Garingging di Desa Hapoltakan Pematang Raya. Saragih Garingging adalah anak Munte dari Garingging (Sipituhuta) yang hijrah ke Raya dan menjadi Raja Raya yang cukup terkenal. Kisah Horbo nanggalutu juga membumbui Ceritra Saragih Garingging. Apakah Leluhur Saragih Garingging dan Delimunte Muara Tais Sigalangan sama?
- Labuhan Batu; Gunting Saga, konon munte di daerah ini berasal dari Karo, (Gunting Saga konon berasal dari Ginting Sada) Single fighter kali…..
- Alas Gayo; Kutacane; Konon Ada tiga Munte di Alas Gayo yakni Munte, Sikedang dan Mandi. Entah benar atau tidak marga Mandi adalah Munthe yang dibaca Mandi. Tidak ada yang tau darimana asal mereka.
Yang membanggakan bahwa sempat mereka tdk memakai marga, tetapi kemudian kembali memakai marga tersebut kepada semua keturunannya.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar